Minggu, 05 Desember 2010

PENGGUNAAN PERANGKAT TEKNOLOGI INFORMASI PADA PELAYANAN KESEHATAN ANAK DAN REMAJA

PENGGUNAAN PERANGKAT TEKNOLOGI INFORMASI
PADA PELAYANAN KESEHATAN ANAK DAN REMAJA
Dian Ramawati
Mahasiswa Program Magister Keperawatan Anak (NPM. 0906504663)
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia


Abstrak
Kebutuhan akan penggunaan teknologi informasi menjadi sangat penting dalam bidang kesehatan khususnya keperawatan karena teknologi dapat menciptakan lingkungan yang aman untuk praktik keperawatan dengan mengurangi dampak negative dari risiko dan tanggung jawab pekerjaan yang selama ini menakutkan bagi sebagian besar perawat anak. Bahkan teknologi informasi juga dapat membantu perawat anak dalam merencanakan, melakukan dan mengevaluasi tindakan keperawatan pada anak dan remaja serta keluarga. Berbagai software teknologi informasi berbasis computer telah dirancang untuk memudahkan peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan, edukator dan advokat bagi anak dan remaja. Efisiensi dan efektifitas waktu serta tenaga yang dapat dihemat oleh penggunaan teknologi informasi menjadi sangat bermanfaat bagi perawat anak sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada kualitas asuhan yang diberikan. Dan menjadi tantangan tersendiri bagi perawat anak agar selalu mengembangkan kemampuan dan pengetahuan terkait penggunaan teknologi informasi yang terkini sehingga dapat lebih mudah dalam menjalin hubungan atau interaksi dengan klien anak dan remaja serta keluarga yang berbasis teknologi ini dimana dan kapan saja.
Kata kunci: teknologi informasi, perawat anak, anak, remaja, asuhan keperawatan

Latar Belakang
Kemajuan teknologi telah membawa banyak perubahan pada pemberian pelayanan kesehatan anak dan remaja. Anak dan remaja dengan sangat mudah mendapatkan informasi seputar kesehatan melalui ruang-ruang maya di jaringan computer maupun melalui telepon selular. Bahkan anak dan remaja yang berada sangat jauh dari pusat informasi di pedesaan telah dapat menggunakan berbagai perangkat teknologi informasi, sesuatu yang dulu sangat sulit untuk dilakukan. Hal ini menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh para tenaga kesehatan khususnya perawat anak agar selalu mengikuti perkembangan kemajuan teknologi informasi sehingga dapat memperluas pemahaman dan kemampuan tentang kemungkinan apa yang akan dihadapi di masa yang akan datang terkait dengan pemberian pelayanan kesehatan anak dan remaja (Jannetti, 2008).
Banyaknya perangkat-perangkat teknologi terbaru yang telah digunakan dalam bidang pelayanan kesehatan terutama teknologi informasi untuk memudahkan pemberian layanan kesehatan atau untuk menghindari terjadi kesalahan dalam memberikan terapi menjadi alasan utama para perawat anak agar dapat meningkatkan kemampuan diri dalam penguasaan teknologi informasi. Kebutuhan akan penggunaan teknologi informasi menjadi sangat penting karena teknologi dapat menciptakan lingkungan yang aman untuk praktik keperawatan dengan mengurangi dampak negative dari risiko dan tanggung jawab pekerjaan yang selama ini menakutkan bagi sebagian besar perawat anak. Namun yang selalu harus diingat oleh para perawat anak adalah teknologi informasi memang dapat menciptakan lingkungan yang aman bagi klien anak dan keluarga tetapi juga harus dapat diintegrasikan perangkat ke dalam proses keperawatan agar dapat mencegah terjadinya kesalahan dan memberikan informasi yang akurat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada anak dan remaja.
Penelitian yang dilakukan oleh Morris-Decker et al. (2004), mendapatkan gambaran yang kompleks terkait dengan penggunaan internet oleh perawat di klinik. Didapatkan bahwa perawat menggunakan teknologi internet pada situasi yang tenang baik pada pagi maupun malam hari. Penggunaan internet dilakukan untuk hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan maupun yang tidak berhubungan. Didapatkan juga bahwa perawat telah mengintegrasikan penggunaan teknologi internet dengan kegiatan yang harus mereka lakukan di tempat kerja. Penggunaan internet oleh perawat dipengaruhi oleh kebijakan organisasi, budaya kerja dan pemberian pelatihan terkait internet. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Turisco dan Rhoads (2008), berdasarkan wawancara dengan perawat dan tenaga kesehatan lain didapatkan gambaran tentang tantangan yang harus dihadapi oleh perawat dalam melakukan tugas sehari-hari dan pendapat mereka tentang inovasi yang dilakukan oleh rumah sakit dalam penggunaan teknologi. Penelitian ini juga menjelaskan bahwa penggunaan teknologi sangat membantu perawat dalam menciptakan suasana kerja yang menyenangkan dan meningkatkan kepuasaan terhadap hasil kerja yang mereka lakukan, termasuk dalam peningkatan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.
Kemudian apakah penggunaan teknologi khususnya teknologi informasi juga dapat meningkatkan kualitas pemberian pelayanan asuhan keperawatan pada anak dan remaja? Artikel ini akan membahas tentang wawasan baru dalam praktik keperawatan anak dan remaja, khususnya dalam penggunaan teknologi informasi berbasis computer dan telepon selular dalam hal pemberian informasi terkait pemberian asuhan keperawatan pada anak dan remaja.

Tinjauan pustaka
Teknologi informasi (Information Technology) biasa disingkat TI, IT atau infotech. Dalam Oxford English Dictionary (OED2) edisi ke-2 mendefenisikan teknologi informasi adalah hardware dan software, dan bisa termasuk di dalamnya jaringan dan telekomunikasi yang biasanya dalam konteks bisnis atau usaha. Menurut Haag dan Keen (1996), teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Menurut Martin (1999), teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang akan digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirim/menyebarkan informasi. Sementara Williams dan Sawyer (2003), mengungkapkan bahwa teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video.
Dari defenisi di atas, nampak bahwa teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer, tetapi juga termasuk teknologi telekomunikasi. Dengan kata lain bahwa teknologi informasi merupakan hasil konvergensi antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi. Teknologi komunikasi atau telekomunikasi merupakan teknologi komunikasi jarak jauh. Diantaranya adalah telepon, televisi, radio, handy-talky, dan handphone (Akib, 2010, diperoleh tanggal 3 November 2010, pada http://www.tehnik-informatika. com).
Dalam pelayanan kesehatan khususnya pemberian asuhan keperawatan, penggunaan teknologi informasi telah terbukti sangat bermanfaat. The American Academy of Nursing (AAN, 2003) telah menginisiasi Proyek Teknologi AAN, yaitu sebuah proyek yang mencakup beberapa tahapan untuk menganalisis peran teknologi dalam meningkatkan keamanan dan efektifitas dalam pemberian asuhan keperawatan, termasuk diantaranya adalah electronic health record (EHR), decision support system (DSS), dan teknologi pemberian obat dengan aman (medication safety technology). Melalui proyek tersebut terbukti bahwa teknologi dapat meningkatkan keamanan bagi klien melalui pencegahan terjadinya kesalahan, pengawasan respon tanggap darurat dan meminimalkan terjadinya cedera setelah suatu kesalahan terjadi serta melakukan evaluasi penyebab kesalahan yang terjadi (McCartney, 2006).
Hal tersebut juga diatas yang menyebabkan timbulnya suatu rekomendasi untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam meningkatkan keamanan klien yang berada di unit Perinatologi, yaitu ibu dan bayi baru lahir (McCartney, 2006). Walaupun masih sangat sedikit penelitian yang dilakukan untuk menjelaskan hubungan antara penggunaan teknologi dan keamanan klien pada unit perinatologi, namun rekomendasi dibuat agar para perawat perinatologi dapat memanfaatkan teknologi informasi yang ada untuk membuat panduan pemberian asuhan keperawatan yang tepat bagi kliennya. Perawat di unit Perinatologi juga perlu melakukan evaluasi terkait efektifitas penerapan teknologi informasi dalam meningkatkan keamanan pada ibu dan bayi baru lahir. Karena perangkat teknologi informasi walaupun dapat memberikan solusi untuk manajemen dan sintesis data, namun bisa saja informasi yang telah dikumpulkan tersebut tidak dapat saling memberikan informasi. Hal tersebut dapat disebabkan karena teknologi penunjang dianggap terlalu mahal, atau tidak terpasang secara tepat sehingga tidak dapat digunakan secara optimal (Ivory, 2007). Dan karenanya dibutuhkan koordinasi tim kesehatan yang terlibat sehingga dapat meminimalkan kesulitan yang muncul. Beberapa penelitian telah membuktikan pentingnya penggunaan teknologi informasi pada pelayanan kesehatan perinatal, yaitu untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi terjadinya kesalahan dokumentasi yang dilakukan secara manual. Khusus pada unit perinatologi, teknologi informasi tidak hanya digunakan namun juga terintegrasi dengan penggunaan teknologi lainnya.
Dalam hal komunikasi, teknologi informasi diharapkan dapat membantu perawat perinatologi untuk mengumpulkan dan mengorganisasi informasi atau data yang didapatkan melalui ibu bayi lahir yang dirawat. Sulitnya untuk mendapatkan data yang spesifik tentang klien seputar riwayat penyakit dan kesehatan yang terdahulu menyebabkan penyimpanan data secara elektronik menjadi sangat membantu dan memudahkan untuk memberikan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan klien. Misalnya, saat seorang ibu ditanya tentang riwayat alergi pada bayi atau anaknya dan ibu menjawab dengan pernyataan yang kurang spesifik : ”anak saya tidak dapat minum obat yang berwarna kuning saat dia sakit tenggorokan.” Tentunya informasi semacam ini sangat menyulitkan perawat dan tim medis dalam menyimpulkan obat apa yang sebenarnya menjadi penyebab alergi anak. Teknologi informasi dapat membantu menyimpan data yang telah bertahun-tahun lalu dengan aman dan sangat mudah untuk dilihat kembali bila dibutuhkan. Demikian juga bila anak dan remaja kembali ke rumah sakit untuk penyakit yang berbeda, perawat hanya perlu melihat data terdahulu terkait kesehatan anak pada computer dengan mengetikkan nomor rekam medic klien. Sehingga kesalahan pemberian perawatan atau pengobatan dapat dihiindari dan jauh lebih praktis serta aman bagi klien dan keluarga (Ivory, 2007).
Selanjutnya adalah penggunaan software DSS yang berbasis computer sehingga dapat memberikan informasi dalam membuat rencana keperawatan yang aman. Informasi yang diberikan dapat meliputi standar asuhan berdasarkan pembuktian masalah di klinik, cara melakukan suatu tindakan, aturan dan rekomendasi perawatan, referensi dan cara penghitungan obat, serta akses ke pusat data atau perpustakaan secara digital. Software tersebut juga dapat mempercepat perawat dalam membuat rencana asuhan keperawatan, mengingatkan perawat untuk memberikan tindakan pencegahan atau risiko terhadap alergi dengan menunjukkan hasil pemeriksaan laboratorium sehingga perawat dapat memberikan respon cepat sesuai dengan kondisi klien (McCartney, 2006).
Penelitian yang dilakukan oleh Gance-Cleveland et al. (2010) adalah salah satu bukti pemanfaatan software DSS dalam melakukan pemberian informasi tentang panduan identifikasi, pengkajian dan pemberian rekomendasi terkait penanganan obesitas pada anak usia sekolah dan remaja. Hasil penelitian menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam mengidentifikasi dan melakukan pengkajian untuk menilai terjadinya obesitas pada anak dan remaja. Penelitian dilakukan pada Pusat Kesehatan Sekolah yang dikelola oleh perguruan tinggi di Rocky-Mountain, Amerika Serikat. Responden atau sampel terdiri dari klien anak berusia 3 – 18 tahun dengan criteria eksklusi adalah anak-anak yang datang dalam keadaan sakit, keperluan imunisasi, anak berusia kurang dari 3 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan memakai format berbasis system informasi yaitu HeartSmartKidsTM (HSK) yang meliputi riwayat keluarga (genogram), tinggi badan, berat badan, gaya hidup keluarga, tekanan darah serta konsumsi makanan harian anak. Setelah dilakukan penelitian, peneliti menemukan HSKTM dengan tepat melakukan perhitungan terkait BMI persentil, tekanan darah, dan mengintegrasikannya dengan riwayat kesehatan keluarga. Lebih jauh lagi, system ini juga dapat memberikan rekomendasi terkait resiko terjadinya masalah/gangguan kardiovaskular pada anak dan remaja yang mengalami obesitas sehingga perawat sekolah dapat melanjutkan rekomendasi tersebut dengan membuat perencanaan perawatan bagi anak bersama keluarga.
Teknologi informasi lain yang telah terbukti membantu kerja perawat anak adalah electronic health/medical record (EHR/EMR). Sistem informasi ini dirancang oleh tim multidisplin yang terdiri dari perawat, dokter, staf administrasi dan para pengambil keputusan di rumah sakit. EHR/EMR menyediakan pelatihan untuk para perawat agar dapat berkonsentrasi pada penggunaan format cheklist untuk pengkajian dan intervensi keperawatan. Walaupun berbentuk cheklist, namun format tersebut tidak hanya menyediakan informasi sederhana tentang status kesehatan klien tetapi juga informasi tentang interaksi perawat-klien, pola asuh keluarga dan informasi psikososial lainnya (Green & Thomas, 2008). Bahkan system ini juga dapat melatih perawat untuk dapat memisahkan format isian atau berbentuk narasi dan format berbentuk checklist. Format isian/narasi membantu perawat untuk melakukan analisis berdasarkan masalah dan membuat dokumentasi keperawatan yang berdasarkan observasi, intervensi, dan respon.
Penggunaan yang lebih jauh lagi dari teknologi informasi adalah seperti yang dilakukan oleh Gibson, Miller, dan Kearney (2007), pada penelitian ini dikenalkan system WISECARE+ (Workflow Information System for European Nursing Care) untuk menyimpan dan mengkomunikasikan data terkait dengan gejala yang timbul pada anak remaja setelah pemberian kemoterapi, serta melakukan evaluasi kegunaannya berdasarkan persepsi remaja, orangtua, dan perawat yang terlibat dalam pengobatan. Penelitian ini melibatkan 11 orang remaja berusia antara 13-20 tahun yang mengalami kanker solid atau hematologi, empat orang dari pihak orangtua, dan 8 orang perawat selama 14 hari penelitian. Setiap responden yang terlibat diminta untuk mengisi kuesioner menggunakan system WISECARE+. Kuesioner tersebut berisi pertanyaan seputar gejala yang mungkin timbul pada remaja setelah menjalani kemoterapi, misalnya mual, muntah, kelemahan atau masalah pada mukosa mulut. Pada akhir penelitian didapatkan bahwa remaja merasa senang mengetahui gejala yang mungkin timbul pada dirinya sehingga dapat melakukan tindakan antisipasi dan berpendapat bahwa pengetahuan tentang gejala-gejala tersebut diperoleh dengan mudah melalui system ini. Sedangkan perawat berpendapat bahwa system ini akan sangat berguna apabila masalah yang timbul saat memasukkan data terkait perubahan gejala pada klien remaja dapat lebih mudah dan singkat untuk dikerjakan agar perawat dapat segera memberikan informasi terkait tindakan perawatan yang tepat untuk mengatasi gejala tersebut pada remaja dan keluarga. Sistem ini di masa yang akan datang direncanakan dibuat dalam bentuk system penyimpanan dan pelaporan data tentang gejala yang timbul pada klien anak dan remaja setelah menjalani kemoterapi. Alat bantu yang akan dipergunakan adalah jaringan komunikasi social sehingga dapat diakses melalui telepon selular, PDA, atau notebook dan laptop yang lebih untuk dibawa oleh anak dan remaja.
Apabila penggunaan teknologi informasi berbasis computer dinilai lebih mahal dan sulit, maka penelitian yang dilakukan oleh Hooshmand (2010) dapat memperlihatkan bahwa teknologi informasi dapat membantu pemberian asuhan keperawatan menjadi lebih mudah dan nyaman bagi klien anak dan keluarga serta tidak membutuhkan biaya yang lebih banyak dibandingkan dengan pemberian asuhan keperawatan yang dilakukan secara tradisional atau tatap muka. Penelitian yang menggunakan desain quasi-eksperimental ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara penggunaan telemedicine technology dan metode tatap muka dalam pemberian asuhan keperawatan untuk anak-anak yang membutuhkan pelayanan kesehatan khusus dilihat dari pembiayaan, caring, dan proses perawatan berfokus pada keluarga (family centered-care/FCC) yang meliputi interaksi antara perawat dan keluarga. Penelitian ini menggunakan 3 instrument penilaian yaitu Family Cost Survey, Caring Professional Scale (CPS), dan Measure of Processess of Care-20 Item Scale (MPOC-20). Pada akhir penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) tidak terdapat perbedaan biaya yang harus dikeluarkan oleh keluarga yang diberikan asuhan keperawatan melalui telemedicine dengan keluarga yang diberikan asuhan keperawatan melalui tatap muka; 2) tidak terdapat perbedaan persepsi tentang caring sebagai bagian dari asuhan keperawatan yang diberikan melalui kedua metode tersebut pada keluarga kelompok control dan intervensi; 3) terdapat perbedaan yang signifikan terkait perawatan yang berfokus pada keluarga, namun terdapat persepsi yang lebih positif terhadap FCC pada keluarga yang diberikan asuhan melalui telemedicine dengan keluarga yang diberikan asuhan secara tatap muka. Maka penelitian ini kembali menegaskan bahwa penggunaan inovasi seperti system informasi atau telemedicine sangat menjanjikan untuk dapat mengembangkan asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan yang berfokus pada keluarga dalam system pelayanan kesehatan di masyarakat.
Berdasarkan berbagai hasil penelitian yang telah dilakukan, sangatlah jelas bahwa kebutuhan akan penggunaan teknologi informasi dalam meningkatkan pemberian asuhan keperawatan menjadi sesuatu yang penting. Peran perawat anak sebagai pemberi layanan keperawatan, edukator, dan advokat bagi klien anak dan keluarga akan menjadi sangat jelas dan mudah untuk dilakukan di berbagai setting fasilitas kesehatan. Teknologi informasi juga telah terbukti sangat membantu penggunanya pada bidang keuangan dan perbankan, sedangkan pada bidang kesehatan masih sangat sedikit pemanfaatannya. Peran teknologi informasi yang telah tersedia sebaiknya tidak hanya digunakan sekedar untuk memberikan informasi saja namun juga sekaligus menyimpan informasi, memberikan peringatan, membantu membuat perencanaan tindakan, bahkan melatih tenaga kesehatan menganalisis masalah yang terjadi pada klien anak dan remaja serta keluarga. Sudah saatnya bidang kesehatan memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan mengembangkan kemampuan dalam memberikan solusi kesehatan berdasarkan masalah yang timbul pada masyarakat yang membutuhkan jasa pelayanan kesehatan.

Kesimpulan
1. Teknologi informasi telah mengalami banyak kemajuan dan perubahan dalam hal penggunaannya dan menjadi sangat mudah untuk diakses oleh setiap lapisan masyarakat baik di pedesaan maupun perkotaan. Kemudahan akses informasi ini menjadi peluang yang sangat besar bagi bidang kesehatan khususnya keperawatan untuk dapat memanfaatkan teknologi informasi yang telah tersedia dalam memberikan dan meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan yang lebih cepat kepada masyarakat.
2. Tenaga keperawatan khususnya perawat anak mempunyai tugas untuk memberikan informasi, melakukan tindakan keperawatan dan memberikan edukasi kepada klien anak dan keluarga pada berbagai tahapan usia yaitu sejak usia bayi hingga remaja. Teknologi informasi telah terbukti dapat digunakan untuk meningkatkan pemberian asuhan keperawatan pada klien anak dan remaja, bahkan sejak anak baru dilahirkan. Teknologi informasi terbukti sangat membantu untuk meningkatkan keamanan bagi klien dengan meminimalkan terjadinya kesalahan dalam pemberian terapi. Sistem yang telah dirancang dapat menyimpan data yang dibutuhkan, memberikan rekomendasi tindakan, mengingatkan akan timbulnya resiko masalah dan membantu membuat rencana asuhan yang akan diberikan berdasarkan masalah yang terjadi pada klien.
3. Teknologi informasi juga terbukti mudah dan menyenangkan untuk digunakan oleh klien anak dan remaja. Khususnya pada remaja teknologi informasi memudahkan mereka untuk melakukan self assessment dan mengetahui informasi terkait status kesehatannya. Pada saat yang bersamaan, klien anak dan remaja serta keluarga juga mendapatkan respon yang lebih cepat dari tenaga kesehatan terkait solusi tindakan yang harus mereka lakukan baik ketika mereka masih berada di fasilitas kesehatan, atau di dalam perjalanan, maupun di rumah yang mungkin jaraknya sangat jauh dari fasilitas kesehatan. Hal ini tentu saja akan mengurangi angka kesakitan dan kematian anak dan remaja yang disebabkan keterlambatan mendapatkan pertolongan kesehatan.
4. Teknologi informasi juga telah terbukti mudah dan murah dalam penggunaannya,bahkan dinilai lebih menyenangkan dibandingkan pemberian pelayanan kesehatan dengan tatap muka. Teknologi informasi memudahkan keluarga untuk mengetahui status kesehatan anak dan remaja tanpa harus pergi ke fasilitas kesehatan yang mungkin saja sangat jauh dan bahkan mereka harus menunggu selama berjam-jam untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan. Informasi yang diberikan juga membantu keluarga untuk membuat keputusan terkait pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh anak dan remaja.
5. Teknologi informasi yang telah ada menjadi tantangan bagi para perawat anak untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam menggunakan system yang telah dirancang untuk memudahkan peran perawat. Teknologi informasi juga dapat membuat waktu pengerjaaan tugas harian perawat menjadi lebih singkat sehingga akan lebih banyak waktu yang tersedia untuk melakukan interaksi dan komunikasi terapeutik dengan klien anak dan remaja serta keluarga, dengan demikian kualitas asuhan keperawatan yang diberikan juga akan lebih baik lagi.




Daftar Pustaka
Akib, Faisal. (2010). Definisi teknologi informasi, pada http://www.tehnik-informatika.com diperoleh pada 3 November 2010.
Gance-Cleveland, B, Gilbert, L. H, Kopanos, T, Gilbert, K. C. (2010). Evaluation of technology to identify and assess overweight children and adolescents, Journal for Specialist in Pediatric Nursing, 15:1, pp. 72-83, diperoleh melalui ProQuest Health and Medical Complete.
Gibson, F, Miller, M, Kearney, N. (2007). Technology into practice: young people’s, parents’ and nurses’ perception of WISECARE+, Journal Pediatric Nursing, vol. 19, pp. 31-34, diperoleh melalui http://proquest.umi.com/pqdweb.
Green, S. D, Thomas, J. D. (2008). Interdisciplinary collaboration and the electronic medical record, Journal Pediatric Nursing, vol. 34 pp. 225-228, diperoleh melalui http://proquest.umi.com/pqdweb.
Hoosmand, M. A. (2010). Comparisson of telemedicine to traditional face-to-face care for children with special health care needs: analysis of cost, caring, and family centered-care, Disertasi untuk Ph. D in nursing, University of Miami.
Ivory, C. H. (2007). Technology integration and perinatal safety, Biomedical Instrumentation & Technology, pp. 45, diperoleh melalui ProQuest Health and Medical Complete.
Jannetti, A. J. (2008). CNE series: technology in pediatric healthcare, Journal Pediatric Nursing, vol. 34 pp.228-229, diperoleh melalui http://proquest.umi.com/pqdweb.
McCartney, P. R. (2006). Using technology to promote perinatal patient safety, JOGNN, 35, pp. 424-431.
Morris-Docker, S. B., Tod, A, Harrison, J. M., Wolstenhome, D., Black, R. (2004). Nurses’ use of the internet in clinical ward setting, Journal of Advanced Nursing, 48(2), pp. 157-166, diperoleh melalui http://proquest.umi.com/pqdweb.
Turisco, Fran, Rhoads, Jared. (2008). Eqquipped for efficiency: improving nursing care through technology, California Healthcare Foundation.

Kebutuhan Penerapan Teknologi Informasi Keperawatan Di Ruang Rawat Anak

Kebutuhan Penerapan Teknologi Informasi Keperawatan
Di Ruang Rawat Anak

Umi Solikhah
Magister Keperawatan Anak (0906505161) Universitas Indonesia
Abstrak
Teknologi informatika keperawatan sudah saatnya diterapkan di pelayanan kesehatan Indonesia. Selama ini penerapannya terhambat karena keterbatasan dana, ketidaksiapan sumber daya manusia, dan terjebak dalam rutinitas yang membuat malas berubah. Sistem pelayanan di ruang rawat anak memiliki karakteristik khusus sehingga dalam program software sistem informasi keperawatan harus ada penambahan yang menyentuh prinsip keperawatan anak. Penerapan teknologi informatika di pelayanan keperawatan akan menghemat tenaga, biaya, dan waktu. Tujuan penulisan artikel ini untuk menganalisa terpenuhinya kebutuhan diterapkannya sistem informasi di ruang rawat anak dengan model DSS yang diharapkan dapat melancarkan program tercapainya sistem informasi keperawatan terkomputerisasi di RS wilayah Indonesia pada umumnya dan ruang rawat anak pada khususnya. Penulisan dengan metode literatur. Penerapan sistem informasi keperawatan di ruang rawat anak bukan hal yang tidak mungkin dilaksanakan, jika dilakukan dengan sepenuh hati dan bekerjasama dengan semua pihak yang terkait mulai dari pihak managerial, perawat pelaksana, tim kesehatan lain, pasien, dan tenaga ahli teknologi informatika.
Key word : teknologi, DSS model, perawat, anak
1. Pendahuluan
Penerapan teknologi informasi di bidang keperawatan merupakan suatu hal yang diperlukan saat ini. Bisa dibayangkan, aktifitas kegiatan di ruang rawat anak yang cukup banyak dengan dibandingkan jumlah perawat yang bertugas akan sangat menyita waktu dan tenaga perawat. Penerapan teknologi informatika menjadi sebuah harapan bagi perawat di ruang rawat anak untuk memberikan kontribusi ‘efektif dan efisiensi’ pencatatan dan pelaporan seluruh aktifitas pelayanan keperawatan.
Dokumentasi yang cukup banyak mulai dari pencatatan data pasien, asuhan keperawatan,
administrasi keuangan, catatan medis, catatan data penunjang akan terasa ringan jika dikomputerisasikan. Model komputerisasi yang digunakan saat ini sudah mulai berkembang dengan kegiatan yang meminimalkan kerja perawat dalam mencatat manual dan memaksimalkan upaya yang dilakukan untuk melakukan pelayanan keperawatan anak dengan memperhatikan prinsip-prinsip perawatan anak. Modal awal untuk memulai kegiatan mungkin cukup besar antara lain dengan persiapan software computer dan program yang dikerjakan bersama teman-teman dari teknologi informatika; pelatihan SDM perawat yang akan melakukan kegiatan, pihak manajerial sebagai pemegang keputusan akan sangat menentukan keberhasilan program. Namun untuk kebutuhan jangka panjang akan sangat murah yaitu dengan kegiatan yang lebih banyak bisa dilakukan untuk pasien, waktu dan tenaga perawat dapat lebih di hemat.
Upaya penerapan model-model pendokumentasian terkomputerisasi tentu saja bisa dilakukan di Indonesia tergantung dari pengetahuan perawat, kemampuan perawat setelah mengetahui, dan kemauan perawat untuk sama-sama bekerja keras mensukseskan program. Perawat-perawat anak yang terjerat di dalam rutinitas umumnya sulit untuk diajak berkembang, dan keadaan ini harus diimbangi dengan upaya managerial untuk mensupport terlaksananya program melalui program pelatihan, reward and punishment, keterlibatan aktif manager, dan program evaluasi periodik. Teknologi sistem informasi keperawatan yang digunakan hendaknya selalu dievaluasi untuk merevisi yang kurang dan mengembangkan yang sudah ada sesuai kebutuhan program dan pengguna (Larry,2003).
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk melakukan analisa terhadap kebutuhan penerapan teknologi sistem informasi keperawatan di rumah sakit-rumah sakit wilayah Indonesia pada umumnya dan di ruang rawat anak pada khususnya dimana ruang rawat anak memiliki karakteristik khusus yang perlu diperhatikan, sehingga pembuatan softwarre bisa disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
2. Kajian Pustaka
2.1. Teknologi DSS Model
DSS (Decision Support System) model merupakan suatu sistem informasi manajemen dengan pendekatan antara pemecahan masalah dan komunikasi yang kapabel untuk pemecahan permasalahan dalam sistem semistruktur. Secara spesifik didefinisikan sebagai suatu sistem yang mensupport manager utama dan sekelompok kecil tim untuk menjadi tim pemberi solusi pemecah masalah bersama dengan memberikan sugesti pada kelompok yang bermasalah dengan sistem komunikasi yang sesuai (Raymond Mc. Leod Jr, 1998). Alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan dari teknologi DSS model ini sebagai langkah memudahkan pelaksanaan program teknologi informatika di dunia keperawatan menurut fase Simon adalah kecerdasan (intelegence), desain (design), penghargaan (choice), peninjauan ulang (review).
Kecerdasan perawat anak sangat mendukung tercapainya program komputerisasi di ruang rawat anak, karena untuk dapat mendokumentasikan dengan benar mereka harus faham benar tentang komputerisasi, sistem pendokumentasian, dan prinsip perawatan pada anak. Desain program yang tepat akan memudahkan perawat dalam input kegiatan yang dilakukan sesuai prinsip perawatan anak, termasuk desain program yang terkait dengan jadual dinas perawat yang bisa diatur dalam waktu cepat jika salah satu perawat misalnya tidak bisa hadir pada jam jadual dinas tersebut selalu ada yang menggantikan melalui sistem. Sistem reward harus ditegakkan untuk memotifasi perawat dalam melakukan tugasnya, dimana hal ini harus ada protab yang jelas yang disepakati oleh pihak managemen dan pihak pelaksana dalam hal ini perawat anak. Sistem evaluasi harus ada untuk mengontrol kelebihan dan kekurangan pelaksanaan teknologi informasi keperawatan di RS tersebut, sehingga bisa memberikan kontribusi yang menguntungkan.
Gambar 1. Fokus model DSS (Raymond Mc. Leod Jr, 1998)
Struktur tingkatan masalah baik yang terstruktur, kurang terstruktur, maupun yang tidak terstruktur diselesaikan melalui solusi kerjasama yang tepat antara solusi komputer dengan solusi manager, artinya tetap harus ada peran manager disamping program yang disediakan.
Gambar 2. Bagan model DSS (Raymond Mc. Leod Jr, 1998)
Pemecahan masalah individual bekerjasama dengan member kelompok lain, juga selalu terhubung dengan software. Data based dihubungkan dengan software pencatatan dokumentasi, model matematik, dan software DSS. Lingkungan juga berpengaruh dalam sistem penerapan model DSS. Output tilisan akan muncul dalam bentuk data yang bisa menjadi media komunikasi dan informasi.
Perawat yang ingin meningkatkan keilmuannya dituntut untuk mampu memanfaatkan pengembangan teknologi. Teknologi yang diciptakan untuk memfasilitasi perawat tidak sedikit, namun masih banyak perawat yang belum mengenal sumber-sumber informasi tersebut. Peran manager dalam memberikan rekomendasi penghargaan sangat membantu untuk memotivasi perawat dalam keterlibatannya dalam teknologi (Smith and Baker, 2007). Penghargaan yang diberikan bisa dalam bentuk pelatihan, pujian, hadiah, dan bisa dalam bentuk yang lain.
2.2. Pencatatan Berbasis Komputer
Pencatatan pasien yang terkomputerisasi (computerized patient records) mengalami perkembangan pesat, sehingga perlu diciptakan tata bahasa baku dalam menggambarkan masalah-masalah pasien yang dapat dipahami secara universal dan konsisten diantara para perawat (Doenges et al. 1999). Pembakuan bahasa dan model pencatatan yang disepakati harus yang dikuasai oleh pelaksana dokumentasi, seperti jika perawat memutuskan pendokumentasian pengkajian keperawatan berdasar teori ‘orem’ maka perawat harus tahu tentang penerapannya dalam pendokumentasian. Termasuk pendokumentasian diagnosa keperawatan menurut NANDA/Carpenito/Doengoes atau lainnya, intervensi keperawatan dengan NOC dan NIC, implementasi keperawatan berdasarkan waktu, dan evaluasi dalam bentuk SOAP.
Salah satu tantangan besar dalam informatika kesehatan adalah disepakatinya standar klasifikasi dan terminologi yang mencakup berbagai konsep (kedokteran, keperawatan, laboratorium, obat, patient safety, images, pertukaran data, demografis) (Suparti, 2005). Ini menguntungkan bagi sistem karena secara keseluruhan akan terdokumentasi dengan software yang kompleks. Khususnya dokumentasi asuhan keperawatan harus ada standar baku yang disetting berdasarkan model tertentu. Pendokumentasin pengkajian keperawatan yang sudah dilaksanakan di Indonesia adalah model sistem, divisi doengoes, dan model kebutuhan dasar.
Model apapun yang digunakan harus dilengkapi dengan isian kajian yang spesifik dibutuhkan oleh anak, sehingga perlu penambahan software yang disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sebanyak apapun kegiatan yang kita lakukan bila tanpa pendokumentasian maka akan mengurangi manfaat. Kerjakan apa yang kita dokumentasikan dan dokumentasikan apa yang kita lakukan. Selama ini sediaan software pengkajian belum dispesifikan pada kondisi-kondisi tertentu, pendokumentasian yang lebih spesifik mungkin lebih rumit bagi programer namun akan memudahkan kerja perawat dalam memilih option pendokumentasian.
Penerapan sistem informasi keperawatan terkomputerisasi terkait intervensi yang dilakukan di beberapa RS di Indonesia diharapkan spesifik mulai dari Nursing Out Come (NOC) yang baku klasifikasi dan jelas kriterianya; Nursing Intervention Clasification (NIC) disusun secara baku pada setiap klasifikasinya dan disesuaikan juga dengan klasifikasi tujuan (NOC). Perawat tinggal
memilih label NIC yang tersedia pada masing-masing diagnosa keperawatan yang sesuai dengan tujuan penanganan masalah pasien. Implementasi keperawatan dalam sistem informasi keperawatan menggunakan label NIC dan aktifitas dalam NIC. Perawat tinggal mengetikan aktifitas-aktifitas perawatan yang telah dilakukan, menambahkan jam pelaksanaan dan menuliskan pelaksana dari aktifitas tersebut.
Implementasi yang diinputkan oleh perawat dalam dokumen asuhan keperawatan langsung diintegrasikan dengan Billing System Rumah Sakit, sehingga tidak ada double entry dalam keuangan pasien. Masing masing tindakan perawat telah memiliki harga sendiri sendiri yang telah disahkan oleh rumah sakit, dan perawat tinggal mendokumentasikan dalam SI Keperawatan. Artinya penulisan implementasinya juga dibakukan sehingga perawat yang bertugas mengetik sesuai dengan standar yang ditetapkan. Evaluasi kriteria, skala, dan target. Setelah perawat menentukan kriteria, skala dan target pada hari pertama, maka pada hari berikutnya tinggal memilih skala yang sesuai dengan kondisi pasien, antara 1 – 5, disesuaikan dengan kondisi pasien.
Penggunaan teknologi dalam keperawatan bisa menjadi kebahagiaan dan derita, bahagia bagi pengembangan sistem dan derita bagi sistem yang belum siap menerapkan. Teknologi dapat menjawab hal-hal yang makin ‘njlimet’ dan juga dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Dengan semakin digunakannya teknologi dalam keperawatan seharusnya semakin meningkatkan kompetensi teknologi seperti ‘caring’ dalam keperawatan (Rozzano, Marquerite, 2001). "I think people are often afraid that technology is making us less human."(C.Brazeal,2001).
Teknologi informasi keperawatan yang terkait dengan ‘caring’ masih sulit untuk diterapkan dan masih menjadi kontroversi, karena jelas ada bedanya pertemuan langsung dengan pasien dibandingkan dengan pendekatan teknologi (Mary McGrath, 2008).
2.3. Prinsip Dasar Perawatan Anak
Prinsip dasar keperawatan anak mengalami perkembangan secara periodik, terutama dalam cara memandang terhadap anak dan pendekatan dalam pelayanan keperawatan anak. Prinsip yang harus diperhatikan selain pertumbuhan dan perkembangan anak adalah :
1. Bahwa anak adalah bukan miniatur orang dewasa, mereka memiliki karakteristik yang unik sebagai anak-anak.
2. Family centered care (asuhan berpusat pada keluarga). Dalam setiap kegiatan merawat anak di RS selalu difasilitasi oleh keterlibatan orang tua termasuk mengupayakan peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat anaknya. Perawat juga punya peran penting dalam memfasilitasi hubungan orang tua dan anaknya selama di RS. Harus diupayakan jangan sampai terjadi perpisahan antara orang tua dan anaknya di RS. Hal ini bertujuan agar dengan difasilitasinya hubungan antara orangtua dan anaknya, orang tua diharapkan mempunyai kesempatan untuk meneruskan peran dan tugasnya merawat anak selama di RS.
Perawat juga mempunyai peran penting untuk meningkatkan kemampuan orang tua dalam merawat anaknya. Orang tua dipandang sebagai subjek yang punya potensi untuk melaksanakan perawatan pada anaknya. Di harapkan selama perawatan anaknya di RS, terjadi proses belajar pada orang tua, baik dalam hal peningkatan pengetahuan dan ketrampilan yang berhubungan dengan keadaan sakit anaknya. Dengan demikian, pada saat anak diperbolehkan pulang kerumah, orang tua sudah memiliki seperangkat ilmu pengetahuan dan ketrampilan tentang perawatan anaknya.
Prinsip asuhan yang berpusat pada keluarga meliputi : flexibility (asuhan yang diberikan tidak kaku pada system yang ada), collaboration (pemberi asuhan berkolaborasi dengan klien dan keluarga dalam proses pemberian asuhan keperawatan), support (memberi dukungan baik fisik, psikologis, sosial dan spiritual), empowerment (memberdayakan klien dan keluarga dalam proses asuhan), respect (pemberi asuhan menghargai keunikan klien), information (pemberi asuhan berkomunikasi dan berbagi informasi yang bemanfaat dengan klien dan keluarga secara lengkap dengan cara yang tegas), strengths (senantiasa memanfaatkan kekuatan yang ada pada klien dan keluarga), dan choice (member alternative pada klien dan keluarga dalam menentukan asuhan).
3. Atraumatic care atau asuhan yang tidak menimbulkan trauma pada anak dan keluarganya merupakan asuhan yang terapeutik karena bertujuan sebagai terapi bagi anak. Dasar pemikiran pentingnya asuhan terapeutik ini adalah bahwa walaupun ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pediatric telah berkembang pesat, tindakan yang dilakukan pada anak tetap menimbulkan trauma, rasa nyeri, marah, cemas, dan takut pada anak. Beberapa bukti penelitian menunjukkan bahwa lingkungan RS yang dapat menimbulkan trauma bagi anak adalah lingkungan fisik RS, tenaga kesehatan baik dari sikap maupun maupun pakaian putih,
alat-alat yang digunakan, dan lingkungan sosial antar sesama pasien.
Atraumatic care adalah bentuk perawatan terapeutik yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam layanan pelayanan kesehatan anak, melalui penggunaan tindakan yang dapat mengurangi distress fisik maupun distress psikologis yang dialami anak dan orang tua. Atraumatic care bukan satu bentuk intervensi yang nyata terlihat, tetapi memberi perhatian pada apa, siapa, di mana, mengapa, dan bagaimana prosedur dilakukan pada anak dengan tujuan mencegah dan mengurangi sres fisik dan psikologis.
Asuhan yang terapeutik tersebut dapat dilakukan melalui tindakan pencegahan, penetapan diagnosis, pengobatan, dan perawatan baik pada kasus akut maupun kronik dengan intervensi mencakup pendekatan psikologis (menyiapkan anak untuk prosedur fisik, memberikan kesempatan pada orang tua untuk terlibat merawat anak di RS, dan menciptakan suasana lingkungan RS yang nyaman bagi anak dan orang tua).
Dapat anda bayangkan bagaimana bila seorang perawat atau dokter anak datang kepada pasien (anak dan keluarganya) untuk melakukan asuhan keperawatan, tetapi dengan wajah cemberut, masam, dan tidak ada sapaan ramah sedikitpun. Mungkin sebelum dilakukan tindakan anak sudah takut dan menangis atau bahkan tidak mau didekati. Akan tetapi, bagaimana bila seorang perawat datang dengan wajah yang manis, tersenyum,dan sapannya pada anak demikian menyenangkan, lemah lembut, sambil menawarkan mainan kecil yang menarik hati. Selain petugasnya, ruang perawatan untuk anak tidak dapat disamakan seperti orang dewasa. Ruangan tersebut memerlukan dekorasi yang penuh dengan nuansa anak (adanya gambar di dinding, tirai, dan sprei serta sarung bantal yang berwarna dan bercorak binatang atau bunga, cat dinding yang berwarna, serta tangga yang pegangannya berwarna ceria.
Prinsip-prinsip dasar keperawatan anak diatas harus dikuasai oleh semua perawat yang bertugas di ruang rawat anak, sehingga dalam melaksanakan tugas-tugas pelayanan keperawatan tidak sekedar rutinitas harian yang tidak ada pengembangan.
3. Kesimpulan
Bahwa penerapan sistem informasi keperawatan di ruang rawat anak bukan suatu hal yang tidak mungkin dilaksanakan, jika dilakukan dengan sepenuh hati dan bekerjasama dengan semua pihak yang terkait mulai dari pihak managerial, perawat pelaksana, tim kesehatan yang lain, pasien, dan tenaga ahli teknologi informatika. Penyelenggaraan dengan dana besar diawal tidak seberapa dibandingkan dengan investasi jangka panjang terkait dengan kualitas sumber daya manusia, kualitas pendokumentasian keperawatan, kualitas pengembangan teknologi informatika, penghematan tenaga, kualitas kinerja perawat, dan penghematan biaya operasional. Penerapan teknologi informasi dalam bidang keperawatan justru akan memberikan nilai lebih dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
Penerapan teknologi informasi dengan model DSS menjanjikan kelancaran program dalam semua sistem terkait karena terdapat kerjasama yang baik pada setiap struktur organisasi, termasuk lingkungan. Penerapan teknologi informasi di ruang rawat anak ini diharapkan dapat memfasilitasi kinerja perawat yang cukup waktu dan tenaga untuk dapat melaksanakan kegiatan pelayanan keperawatan anak sehari-hari, mendokumentasikan kegiatan dengan benar dan terinci, tetap dapat memperhatikan prinsip keperawatan anak, dan perawat semakin pintar.
Daftar Pustaka
Cheryl M. Smith1 and Bradford Baker. 2007. Technology in nursing scholarship: Use of citation reference managers. International Journal of Mental Health Nursing (2007) 16, 156–160.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Sistem informasi rumah sakit di Indonesia revisi v.
Larry Le Fever. 2003. Reengineering a mobile nursing information system. Proceedings of Student Research Day, CSIS, Pace University, May 9th.
Mary McGrath. (2008). The challenges of caring in a technological environment: critical care nurses’ experiences. The Author. Journal compilation Blackwell Publishing Ltd.
Mc. Closkey. J . 1996. Nursing interventions classivication. Mosby-Year book, Daverport.
Mc. Closkey. J . 1996. Nursing outcome classivication. Mosby-Year book, Daverport.
NANDA International. (2010). Nursing diagnosis : definitions & classification. Editor : T.Heather Herdman. Wiley – Blackwell.
Raymond McLeod, Jr. (1998). Decision support systems. Management information system 7/E. Prentice-hall. Inc.
Rozzano C. Locsin and Marguerite Purnell. 2001. Rapture and suffering with technology in nursing. International Journal for Human Caring. Vol.11, No.1. 38-43.
Supraptini, Yupi S.Kp, MSc (2004). Buku ajar konsep dasar keperawatan Anak. Penerbit : EGC. Jakarta.
Wong, Dona L. (2001). Wong,s Essential of Pediatric Nursing. Sixth Edition. Mosby.

Kamis, 15 Juli 2010

Mengenali Cinta Palsu Dan Tips Mengatasi Masalah Cinta Palsu


Mengenali Cinta Palsu Dan Tips Mengatasi Masalah Cinta Palsu

Cinta kadang buat bahagia dan terkadang pula menjadi beban kesedihan hati berkepanjangan. Terlalu cepat jatuh cinta, terkadang sering membuat seseorang melakukan hal-hal yang bodoh. Langsung berkencan dengan orang yang baru dikenal, jadi suka melamun, dan selalu membenarkan keegoisan pikiran di bandingkan kata hati.

Agar anda tidak terjebak di dalam kepalsuan cinta, mulailah untuk melakukan beberapa perubahan yang sederhana dalam kehidupan cinta anda. Bila Anda memiliki tujuan yang positif dan berhenti melakukan hal-hal yang negatif, niscaya kehidupan percintaan Anda akan menguntungkan.



Mengenali Cinta Palsu Dan Tips Mengatasi Masalah Cinta Palsu

* Cinta Palsu 1

Gampang bertengkar dengan pasangan anda, namun anda tetap ngotot mempertahankan cinta tersebut. Ada masalah kecil saja, langsung ribut. Susah berkomunikasi secara baik-baik. Susah saling memahami dan menghargai perbedaan.


Tips :

Usahakan perbanyak komunikasi, bicarkan hal hal yang menjadi pemicu pertengkaran anda, dan perlu di ingat... pemecahan masalah hendaknya di dasari kesadaran dari ke dua belah pihak bukan dari sikap ingin menang sendiri.
Bila tidak ada kesepakatan dalam hal yang di permasalahkan, sebaiknya sudahi saja cinta anda dengannya, karena cinta butuh pengertian.... bukan keegoisan.


* Cinta Palsu 2

Percaya pada cinta yang menggebu-gebu pada pandangan pertama. Rasa tertarik yang begitu kuat pada pertemuan pertama memang menyenangkan, tetapi cinta berkembang sesuai dengan berjalannya waktu, dan bukan melalui pandangan sekilas atau satu dua kali makan malam. Bila pada pertemuan pertama anda sudah memiliki sedikit perasaan tertarik, tidak ada salahnya melakukan pertemuan berikutnya.


Tips :

Ingat, Anda tidak dapat menilai seseorang bila baru pertama kali bertemu dan berkenalan karena biasanya seseorang masih canggung pada kencan pertama.
Cinta pada pandangan pertama hanya ada di dalam mitos. Oleh sebab itu, penting untuk mengenal dan memberikan kesempatan kepada beberapa orang. Bersikap terbuka dapat merupakan langkah penting untuk menemukan pasangan yang tepat.


* Cinta Palsu 3

Jatuh cinta pada seseorang yang sudah terikat. Tidak dapat disalahkan bila Anda jatuh cinta dengan seseorang yang simpatik, mempunyai daya tarik kuat, pintar berbicara, dan kharismatik. Tapi percayalah. Anda akan menderita bila berkencan dengan seseorang yang tidak seratus persen terikat dengan diri Anda dan tidak pernah ada pada saat Anda membutuhkannya.


Tips :

Tidak peduli bila Anda mengatakan bahwa Anda tidak memerlukan seseorang yang harus seratus persen siap untuk Anda. Karena pada kenyataannya, Anda tetap akan merasa sedih. Sebaiknya perluas pergaulan, ikut kelompok diskusi, atau kursus suatu bidang yang diminati. Buka diri untuk berkenalan dengan orang-orang baru. Anda berhak untuk dicintai, dikasihi, dan dipedulikan.


* Cinta Palsu 4

Mengabaikan bahaya yang sudah jelas-jelas kelihatan. Pernahkan Anda mengatakan “Dia hebat walaupun peminum berat,” atau “Dia sangat menarik, kelihatannya cocok untuk saya, tapi dia playboy."
Bila jatuh cinta memang mudah untuk mengabaikan masalah-masalah dasar yang dapat mengancam hubungan masa depan yang serius.


Tips :

Jika ada hal-hal prinsip yang Anda rasakan, bicarakan dengannya. Ajukan pertanyaan-pertanyaan. Pertimbangkan apakah alasan yang diberikannya dapat Anda terima, masuk akal, dan tidak akan menjadi masalah untuk hubungan jangka panjang yang serius. Tetapi bila dia tidak tertarik untuk terikat dengan suatu hubungan jangka panjang yang serius, tinggalkan dia.
Mungkin Anda tetap bisa bersahabat, tetapi jangan buang waktu untuk seseorang seperti dia. Buka hati untuk orang lain, siapa tahu tanpa Anda sadari, ada teman dari sahabat ataupun teman lama yang ternyata tertarik dan menyukai anda.


* Cinta Palsu 5

Si Dia selalu memaksakan kehendaknya, sehingga diri anda menjadi orang yang tertindas baik secara fisik ataupun perasaan. Dan anda selalu saja mengalah dan mengalah untuknya hanya sekedar untuk membuktikan padanya bahwa anda benar benar mencintainya.


Tips :

Segera sadarkan diri anda dari kebodohan akan cinta anda. Anda selalu mengalah bukan berarti si dia akan memahami maksud hati anda, yang ada malah anda akan terus menjadi sasaran empuknya untuk menghalalkan semua kehendaknya.
Berfikirlah fositif...cinta bukan ada padanya saja, masih banyak cinta sejati yang menunggu anda di sana, walaupun membutuhkan waktu untuk mendapatkan cinta sejati tersebut.

Senin, 28 Juni 2010

CONTOH SATLAN

SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN KELOMPOK










Dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah :
BK KELOMPOK
( Dra. Satti Hartinah, DS. MM )

Di susun oleh :
ABDUL CHARIS
KELAS : A


UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL ( UPS )
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ( FKIP )
Jl. Pancasila No. 02 Tegal ( 0283 ) 351062





SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN KELOMPOK
SMA JATI BARANG - BREBES
Tahun 2008/2009


A. Topik permasalahan/ : Narkoba dan Bahaya pemakaiannya
Di kalangan Remaja
B. Bidang bimbingan : Sosial
C. Jenis layanan : Bimbingan kelompok
D. Fungsi layanan : Fungsi preventif
E. Rumusan Kompetensi : Siswa mampu mengantisipasi berbagai masalah yang yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya supaya tidak dialami.
F. Sasaran layanan : 8 siswa kelas X
G. Kelas/semester : X – 3 / Ganjil
H. Tempat penyelenggaraan : Ruang kelas/Ruang BK/Ruang Mushola
I. Tanggal penyelenggaraan : 29 Desember 2009
J. Waktu : 1 X 45
K. Uraian Kegiatan :
1. Uraian Kegiatan
a. Tahap Pembentukan
1) penyampaian, pengertian dan tujuan diadakan bimbingan kelompok
2) penyampaian asas-asas Bimbingan kelompok dan aturan main dalam Bimbingan kelompok
3) Mengadakan kontrak tentang kesepakatan waktu
4) Memberikan kesempatan keikutsertaan secara sukarela kepada 12 siswa
5) Melakukan permaina untuk penghangatan suasana
b. Tahap peralihan
1) Pemimpin kelompok menanyakan kembali kesiapan anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan
2) Memberikan kesempatan untuk bertanya tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok.

c. Tahap Kegiatan
1) Berdoa sebelum memulai kegiatan
2) Pemimpin kelompok memberikan tugas kepada seluruh anggota kelompok untuk membahas materi tugas.
3) Memberikan materi yang ditugaskan oleh pemimpin.
4) Memberikan kesempatan kepada seluruh anggota kelompok untuk mengungkapkan segala informasi, permasalahan, ide-ide kepada forum kelompok.
5) Anggota kelompok melakukan analisis masalah, menyampaikan ide-ide, memberikan jalan keluar untuk membantu menyelesaikan masalah dalam suasana dinamika kelompok.
d) Tahap Pengakhiran
1) Pemimpin kelompok dan anggota kelompok menyampaikan kesimpulan terhadap pemecahan masalah
2) Pemimpin kelompok memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk menyampaikan pesan-pesannya saat mengikuti layanan bimbingan kelompok.
3) Mengevaluasi setiap tahap dari kegiatan yang dilaksanakan
4) Menutup kegioatan bimbingan kelompok
H. Pihak-pihak yang disertakan
I. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut :
1) Penilaian
a. Penilaian Proses
1) Mengamati keaktifan siswa dan kesungguhannya dalam mengikuti Bimbingan Kelompok.
2) Mengamati perkembangan kepribadian setiap anggota pada saat kegiatan bimbingan kelompok.



b. Penilaian Hasil
1) Kemampuan membantu memecahkan masalah orang lain dengan perkembangan kepribadian yang diharapkan
Pengembangan kopetensi-kopetensi yang telah dirumuskan.
2) Tindak Lanjut
1) Pemberian layanan lanjutan yaitu bimbingan individu.
2) Pengamatan perkembangan peserta didik.





Brebes, 25 Desember 2009
Guru Pembimbing

ABDUL CHARIS, S.Pd. Kons

















LAPORAN BIMBIUNGAN KELOMPOK

A.KEGIATAN

Hari dan tanggal : Selasa, 29 Desember 2009
Waktu : Pkl 09.00 – 10.15
Pertemuan ke : 1 (Satu)
Tempat : Ruang BK
Pertemuan pertama Bimbingan kelompok ini adalah pengakraban anggota, setiap anggota kelompok menentukan topic yang ingin dibicarakan dan satu topik telah dibahas dan diberikan pendapat oleh para anggota kelompok.

B. ANALISIS KEGIATAN
1. Uraian Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok ini berisikan empat tahap yaitu :
a. Tahap Pembentukan
Pada tahap ini dilakukan perkenalan antar anggota dengan permainan rangkaian nama. Dalam kegiatan ini tempat duduk peserta juga diatur dengan membentuk lingkaran. Pemimpin kelompok membuka kegiatan dengan salam dan ucapan terimakasih atas kehadiran anggota pada hari yang telah disepakati. Setelah berdoa, kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan:

1) Pengertian dan Tujuan bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok adalah bimbingan yang diberikan secara kelompok untuk memberikan informasi guna membantu anggotanya dalam menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Tujuannya adalah memberikan wawasan, pandangan dan pemahaman pada anggota terhadap topik yang dibahas. Selain itu, melatih anggota agar mampu berbicara didepan banyak orang, berani mengemukakan pendapat, saran, tanggapan didepan anggota lain.


2) Cara Pelaksanaan
Masing - masing anggota diminta secara sukarela untuk berbicara, mengeluarkan perasaan-perasaannya, pendapat, saran dan tanggapannya dengan terbuka. Pada saat salah satu anggota sedang mengemukakan pendapatnya, anggota yang lain mendengarkan dengan baik.
3) Asas yang perlu dilaksanakan
a) asas kesukarelaan, semua anggota dapat mengeluarkan pendapat dan tanggapannya secara sukarela dan spontan tanpa adanya paksaan.
b) Asas keterbukaan, anggota kelompok dapat mengutarakan perasaan-perasaan, saran dan pendapatnya secara terbuka.
c) Asas kenormatifan, ketika ada anggota yang sedang berbicara, anggota yang lain mendengarkan.
d) Asas Kekinian, Adalah berita yang Uptudate yang sedang ramai diperbincangkan, serta menjadi kepedulian kita dan kita wqajib mengetahuinta.
b. Tahap Peralihan
Pada tahap ini tidak ada keengganan pada masing-masing anggota karena mereka sudah saling mengenal anggota satu sama lain. Ini terlihat dari kesiapan anggota untuk segera memulai pada tahap kegiatan.
c. Tahap Kegiatan
Kegiatan ini berjalan dengan baik dan tidak ada kendala yang cukup berarti. Karena ini merupakan topik tugas, maka setiap anggota diharapkan memberikan tanggapan atas topik yang telah dituigaskan oleh pemimpin kelompok.
Setelah pemimpin kelompok memberikan tugas maka mulailah para anggota mengomentari topik tersebut dengan cara memberikan pendpat atas permasalahan yamg didapat.

d. Tahap Pengakhiran
Untuk tahap pengakhiran, pemimpin kelompok memberitahukan bahwa kegiatan akan segera diakhiri karena waktu yang disepakati akan segera berakhir dan tidak memungkinkan untuk dilanjutkan. Kemudian pemimpin kelompok meminta anggotanya untuk menyimpulkan hasil yang diperoleh pada kegiatan kelompok ini. Setelah itu dilanjutkan membahas penetapan waktu dan tempat pertemuan selanjutnya. Dan terakhir, anggota tidak lupa diminta untuk mengungkapkan pesan dan kesan. Tidak lupa pemimpin kelompok mengucapkan terimakasih atas kesediaan anggota meluangkan waktunya untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dan kemudian berdo’a bersama-sama.

2. HASIL YANG DIRASAKAN OLEH PEMIMPIN KELOMPOK
Hasil yang diperoleh dari kegiatan bimbingan kelompok ini adalah anggota dapat belajar mengemukakan pendapat dan tanggapannya secara terbuka. Selain itu anggota juga dapat mengetahui bahwa sebenarnya bimbingan kelompok tidak hanya menasehati dan melarang ini-itu, melainkan dapat membantu memberikan informasi, manambah wawasan, bertukar pikiran dan membahas topik yang menarik.
1. Komunikasi
Komunikasi antara anggota dengan pemimpin kelompok berjalan dengan baik meskipun kadang anggota terkesan sering bercanda dan ada yang pasif.
2. Sarana/prasarana
Sarana dan prasarana yang disiapkan oleh pemimpin kelompok dalam kegiatan bimbingan ini meliputi tempat/ruang untuk kegiatan, serta fasilitas pendukung lainnya, minuman dan makanan kecil.





MATERI / TOPIK
NARKOBA DAN BAHAYA PEMAKAIANNYA DI KALANGAN REMAJA
Apa yang disebut NARKOBA
Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang termasuk jenis Narkotika adalah :
• Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
• Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain:
• Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb.
Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat, seperti:
• Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether, dsb.
Jenis Narkoba menurut efeknya
Dari efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga:
1. Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh yang populer sekarang adalah Putaw.
2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran. Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah Shabu-shabu dan Ekstasi.
3. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.
Penyalahgunaan Narkoba
Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penefitian. Tetapi karena berbagai alasan - mulai dari keinginan untuk coba-coba, ikut trend/gaya, lambang status sosial, ingin melupakan persoalan, dll. - maka narkoba kemudian disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan berianjut akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi, disebut juga kecanduan.
Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut:
1. coba-coba
2. senang-senang
3. menggunakan pada saat atau keadaan tertentu
4. penyalahgunaan
5. ketergantungan
Dampak penyalahgunaan Narkoba
Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.
Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.
Dampak Fisik:
1. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah
3. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur
6. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual
7. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)
8. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya
9. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian
Dampak Psikis:
1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri

Dampak Sosial:
1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.
Bahaya bagi Remaja
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.
Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja.
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.
Apa yang masih bisa dilakukan?
Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu
1. Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga.
2. Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake)antara 1 - 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 - 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.
3. Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.

Sabtu, 26 Juni 2010

KETETEPAN HATI

TRIK PDKT YANG BIKIN CEWEK KLEPEK-KLEPEK

Trik Pdkt yang bikin cewek klepek-klepek

Sering ditolak? Atau gagal melulu pas pedekete? Jangan nyerah dulu. Prinsipnya cuma ada 3 “N”. Nah, “N” pertama adalah: niat. Trus “N” kedua: ngedeketin. Kalo udah deket, masuk deh ke “N” ketiga: nembak. Lha, kalo ditolak? Pake prinsip “N” keempat: ngaca!! (Shit!)
As usual, cewek tuh emang makhluk misterius. Susah banget nebak apa maunya. Omongan yang keluar dari mulut mereka kadang nggak ngegambarin suasana hatinya.
Nggak perlu heran. Jalan pikiran cewek emang beda sama kita-kita para cowok. Ungkapan klasik bilang: cewek itu berasal dari planet Venus, cowok dari Mars. “Bahasa kalbu”-nya lain.
Wah, susah dong? Nggak juga. Yang penting kalo kita udah yakin ama “N” pertama, kita bisa terus masuk ke “N” kedua. “N” kedua ini bakal menentukan sukses atau nggaknya program “N” ketiga.
Nah, supaya strategi “N” kedua mulus, ada baiknya kita tahu dulu tipe cewek yang bakal kita ajak “perang. Contohnya, cara ngedeketin cewek rumahan jelas beda sama cewek gaul. Begitu juga kalo kita mau ngedeketin cewek romantis dengan cewek cuek.
Masing-masing tipe cewek punya kebiasaan yang umum. Nah, kebiasaan-kebiasaan itulah yang bisa kita pake jadi pintu masuk pada masa pedekate. Pedekate yang bagus nggak akan bikin kita terlontar ke “N” keempat. Lanjut!
CEWEK RUMAHAN
Dari namanya aja udah jelas cewek tipe ini seneng ngendon di rumah. Rumah buat mereka adalah tempat yang paling nyaman di dunia. Nonton TV, dengerin kaset, CD, atau radio udah cukup bikin mereka tenang.
Leyeh-leyeh di kasur atau duduk-duduk di teras rumah sambil baca buku dan majalah jadi menu utama. Tapi bukan berarti mereka nggak senang gaul. Cuma buat cewek rumahan, nggak ada tempat senyaman rumah.
Nah, lantas apa dong triknya untuk bisa bikin cewek model gini klepek-klepek gubrak?
Gampang, kita harus:
1. Rajin main ke rumahnya. Meski tinggalnya di ujung dunia, kita harus tetep bela-belain dateng. Relain deh waktu nongkrong kita berkurang. Yang penting kan maksud dan tujuan tercapai.
2. Kalo dia suka nonton film, bawain aja DVD terbaru koleksi kita. Kan asik kalo ujung-ujungnya bisa nonton bareng di rumahnya.
3. Deketin bokap-nyokapnya. Cewek rumahan biasanya kan jadi anak kesayangan. Kalo hati orang tuanya sukses kita ambil, maka anaknya pasti menyusul.
4. Pas dia lagi sakit, kita harus buru-buru menjenguknya. Sekalian bawain buah-buahan atau barang apa pun yang bisa menghiburnya. Trik ini pasti bakal membawa sukses di kemudian hari.
CEWEK GAUL
Cewek tipe ini kebalikan dari cewek rumahan. Buat dia, rumah cuma tempat singgah doang. Seluruh waktunya habis buat gaul. Hang out bareng temen, nongkrong di mal, atau sibuk ke klab dan tempat gaul lainnya. Kalo dicari pasti susah ketemu.
Nah, cewek model begini kudu dideketin dengan cara yang beda, seperti:
1. Rajin ngikutin aktivitasnya ke tempat-tempat gaul. Dijamin lama-lama dia bakal nempel juga sama kita. Paling nggak ke mana pun dia pergi, kita harus ada terus di sampingnya.
2. Ajak dia ke tempat gaul terbaru. Pasti bakal seneng banget deh.
3. Selalu tampil gaya. Cewek gaul kan paling perhatian soal gaya. Nggak perlu yang aneh, cukup yang up to date. Ini penting supaya kita nggak malu-maluin dia kalo diajak ke tempat-tempat gaul.
4. Kasih barang yang bisa dipake buat bergaul. Nggak perlu yang mahal. Aksesoris kecil macam gelang bisa dijadiin hadiah.
CEWEK ROMANTIS
Gampang ketebak apa maunya nih cewek. Semua hal yang berbau romantis pasti bisa bikin dia berbunga-bunga. Cewek gaul, rumahan, atau tipe lainnya pasti ada yang tipe romantis juga. Yang pasti benang merahnya adalah: hal-hal berbau romantis menjadi hal yang paling disukainya. Makanya kita harus:
1.Jangan gengsi dengan hal-hal romantis. Jadi orang yang romantis nggak berarti nggak macho. Buat cewek bisa jadi sebaliknya!
2.Siap jadi pendengar yang baik kalo dia curhat.
3.Kasih bunga kalo ada hari istimewa buatnya. Emang sih kesannya nggak seru, tapi hal kayak begini jadi besar artinya buat cewek romantis.
4.Ajak pergi ke tempat-tempat yang ngedukung suasana romantis. Makan malem di tempat terbuka, piknik di taman, atau jalan-jalan berdua, bisa jadi alternatif.
5.Jangan malu bilang kata sayang buatnya. Pokoknya belajar jadi orang yang luwes deh pas ngomong. Nggak bisa? Ayo, kita pasti bisa.
6.Perhatian sama detil. Misalnya, kita kudu inget hari ulang tahunnya. Atau, ngasi barang yang dia paling butuhkan. Tapi inget jangan maksa. Kalo dia butuh mobil baru masa kita maksa beliin?
CEWEK KUPER
Wah, yang model ini rada ribet nih. Cewek kuper alias nggak bergaul jelas nggak suka ke mana-mana. Biasanya sih gara-gara kurang pede sama dirinya sendiri. Diajak ke mal males, diajak gaul ogah. Rada-rada mirip sama cewek rumahan. Bedanya cewek rumahan tuh sebenernya bisa bergaul, cuma lebih milih beraktivitas di rumah ketimbang di luar. Sementara cewek kuper ngendon di rumah karena nggak punya pilihan.
Lantas apa dong triknya supaya cewek model ini bisa digebet?
1. Ajak dia keluar buat ngeliat “dunia”. Dengan begitu, dia jadi merasa kalo kita tuh membuka pengalaman baru buatnya.
2. Kalo main ke rumahnya bawain majalah cewek terbaru biar pikirannya lebih terbuka.
3. Dorong dirinya supaya lebih punya pede yang gede. Ini jelas bakal jadi hal berharga buatnya. Efeknya dia bakal ngerasa kita jadi orang terpenting buatnya.
4. Kenalin sama temen-temen kita. Dengan begitu dia ngerasa kalo kita nggak malu jadi temennya.
CEWEK PLAYER
Kata orang cewek player paling susah dipegang ekornya (kucing kali!). Tapi ini ada benernya. Cewek player tuh pedenya selangit. Cewek model ini ngerasa superior dan nggak butuh cowok. Padahal sih sebenernya sama aja kayak cewek-cewek lain. Bahkan bisa jadi cewek player tuh punya keinginan diperhatiin yang lebih. Makanya mereka ngelampiasinnya dengan sering gonta-ganti cowok. Begitu mereka dapet orang yang dianggapnya “setara”, dijamin deh nggak bakal kabur lagi. Tapi, nggak gampang bikin cewek model ini melting. Butuh trik yang banyak, seperti:
1. Redam ego kita sebagai cowok kalo berhadapan dengan dia. Prinsip api lawan api musti dibuang jauh-jauh. Justru api bisa padam dilawan air. Nah, kita deh airnya. Adem aja bawaannya sama doi.
2. Harus lebih misterius. Cewek player kan suka tantangan tuh. Begitu kita pake trik tarik-ulur atau jinak-jinak marpaung, eh, merpati, pasti doi makin penasaran. Jangan umbar diri kita semuanya di depan mereka. Pirit dikit-dikit.
3. Belajar jadi temen ngobrol yang paling asik di dunia buatnya.
4. Jangan suka ge-er kalo dikasi perhatian. Santai aja! Cewek model gini kan tipenya suka tebar pesona. Jadi wajar aja kalo suka ngasi perhatian lebih.
CEWEK CUEK
Cewek cuek tuh bener-bener dingin. Kesannya ketus dan nggak ramah. Ngadepin cewek yang kayak gini muka mesti tebel. Semangat juga kudu gede. Soalnya kalo niat kita nggak kuat, ngeliat tampang dinginnya aja udah males. Padahal belum tentu juga mereka sedingin tampang yang mereka kasih liat. Bisa aja dibalik kecuekannya, sebenernya mereka sensitif abis.
Terus gimana dong caranya supaya bisa bikin cewek model ini bisa jatuh ke tangan kita? Ada nih:
1. Hantem terus jack! Benteng cewek kayak gini biasanya tebel abis tuh. Tapi yang namanya benteng kan kalo “diserang” terus lama-lama toh jebol juga.
2. Jangan pecicilan di depan mukanya. Cewek cuek tuh paling sebel ngeliat cowok ketimpringan yang nggak juntrung. Just play it cool bro!
3. Cari hobinya dan kulik abis. Ini penting supaya upaya kita ngedeketin doi jadi makin lancar.
4. Jangan pasang muka “permusuhan” kalo kita diketusin. Keketusan biasanya jadi senjata doi buat ngusir. Kalo kita bisa ngelawan, kan lama-lama doi capek juga. Tapi inget, ada batasnya juga kali. Kalo kebangetan, ngapain juga diterusin.
5. Deketin temen-temennya. Korek informasi sebanyak-banyaknya. Kalo dapet info berharga, gunakan sebagai “senjata” buat bikin doi “nyerah”.
6. Jangan ikut-ikutan cuek. Justru kita harus lebih perhatian.

SENI MENDEKATI CEWE



Seni Mendekati Cewek


Seni mendekati cewek dengan sukses dan berhasil akan membutuhkan usaha keras dari dirimu. Kamu harus mendorong dirimu sendiri untuk selalu meningkatkan kualitas kepribadianmu.
Kualitas bagus bukan hanya cantik…
Kedengarannya mengada-ada, mendekati cewek saja membutuhkan kerja keras. Mendekati cewek saja harus meningkatkan diri. Tidak bisakah kita mendekati cewek dengan cara yang santai? Yang biasa-biasa saja? Jawabnya BISA. Tapi kamu harus selalu ingat hal ini: dengan umpan kecil kamu hanya akan mendapat ikan kecil. Jika lenganmu kecil kamu tak akan kuat menarik ikan besar. Jika kamu tak punya garasi, mobilmu harus diparkir di pinggir jalan setiap malam, yang artinya; bakal cepat rusak, gampang kesenggol dan kegores, gampang dicuri, biaya mahal buat perawatan, see?Jika kamu ingin tubuhmu terlihat berotot dan kuat, maka berolahragalah. Datangilah pusat kebugaran latih tubuhmu, bentuk tubuhmu. Jangan malas. Kamu tak akan mendapatkan telur dadar jika kamu tak memecahkan telur. Kamu tak akan mendapatkan jus mangga jika kamu tak mengupas kulitnya.Untuk memperoleh sesuatu dalam hidupmu, kamu harus mempunyai rencana. Dan setiap rencana memiliki prosedur. Begitu juga dengan mendekati cewek.
Mari kita lihat prosedurnya.
1. PERSIAPAN—sebelum kamu mendekati cewek, kamu harus memikirkan apa yang akan kamu katakan dan apa yang akan kamu lakukan. Kamu harus berlatih dan mengulangnya di depan cermin. Bayangkan situasinya, bagaimana kamu harus menghadapi kondisi penolakan yang mungkin akan terjadi. Kamu harus mampu mengatasi hal itu. Keluarkan keberanianmu, percaya diri dan mantap.
2. PEMBUKA—Mulailah percakapan dengan obrolan ringan yang menimbulkan kesan menarik/percaya diri. Atur suaramu dengan baik, tak terlalu keras juga tak terlalu lemah, jangan pelit senyum. Jangan gunakan pujian pada saat pertama, karena setiap cewek akan selalu tahu bahwa dia sedang ‘disogok’ jika kamu melakukan itu. Berikan si cewek obrolan yang membutuhkan sedikit opini atau pertanyaan ringan yang membutuhkan jawaban darinya. Ajukan pertanyaan terbuka bukan pertanyaan tertutup (yang hanya memerlukan jawaban ya atau tidak) untuk menjaga obrolan tetap berjalan. Misalnya: “Apa yang akan kamu lakukan jika kamu memiliki uang yang sangat banyak? Katakanlah, seratus juta rupiah?” Jika dia tertarik untuk menjelaskan, permainan berlanjut. Jika tidak, cari obrolan lain. Ingat, pertanyaan ringan dan sedikit bermain-main dan gunakan selalu pertanyaan terbuka.
3. HUMOR—Suasana cair dan penuh dengan humor dan tanggapan-tanggapan yang mengundang tawa darinya akan memperlihatkan dirimu sebagai sosok yang ceria. Jangan terlihat sebagai orang yang terlalu serius, jadilah humoris. Lemparkan joke-joke yang akan membuatnya senyum, tertawa, dan membuat suasana hangat. Jika kamu berhasil melakukan hal ini, seperti yang dikatakan tadi, dia akan tersenyum, tertawa ngakak, bahkan dia akan membalas dengan cerita-cerita lucu lain dari dirinya. Respon seperti ini menunjukkan kepada dirimu cewek seperti apa dia, tingkat ketertarikannya kepadamu, dan yang terpenting adalah proses dimulainya rasa suka terhadapmu.
4. PENUTUP—Menutup langkah-langkah yang telah dijabarkan di atas dengan sukses sangat penting. Sukses dalam sebuah kencan setidaknya dapat dilihat dari tanda-tanda:© Dia menurunkan tingkat mekanisme pertahanan-dirinya (senyum, tertawa, respon positif/jawaban-jawaban pertanyaan yang tidak asal-bunyi).© Merasa nyaman berada di dekatmu, tidak merasa tertekan.© Tidak merasakan adanya ‘rencana-rencana jahat’ darimu (harta, seks, sogokan)© Mau dan rela memberikan informasi tentang dirinya (nomor telpon, hape, alamat rumah, tempat kuliah, tempat kerja, atau jadwal kegiatannya).
CEWEK SULIT—Tidak semua cewek yang kamu dekati akan menerimamu dengan hangat, terutama jika kamu melakukan kesalahan dengan memperlihatkan kesan bahwa kamu ‘memiliki maksud tertentu’. Dia akan menutup semua pintu masuk ke dalam dirinya dengan cepat. Dan jika kamu termasuk ke dalam golongan cowok yang belum berpengalaman, kamu akan ditelan hidup-hidup.Humor, adalah cara terbaik untuk mencairkan suasana. Humor akan menghilangkan rasa ‘memusuhimu’ dari si cewek. Merobohkan ‘benteng pertahanan’ cewek sulit seperti ini tidak mudah. Kamu harus benar-benar cowok yang tangguh, menguasai kecerdasan interpersonal, tapi juga tidak terlalu serius, dan tentu saja terlatih dengan humor-humormu.
Kamu bisa mengetahui apakah seorang cewek termasuk ke dalam kategri cewek sulit atau tidak dengan mengajukan pertanyaan, salah satu contoh, seperti ini:“Okey, saya tahu kamu selalu dikejar-kejar cowok, dikelilingi pemuja-pemuja yang menyebalkan. Mereka selalu menyediakan diri untukmu, dan kadang mereka juga melakukan tindakan bodoh. Saya bertaruh, kamu gak bakalan bisa bilang sesuatu yang baik-baik tentang mereka dalam sepuluh detik.”
Jika mereka memang tidak bisa menyebutkan hal-hal yang baik, semuanya hanya hal-hal negatif tentang cowok-cowok, mundurlah darinya. Dia tidak cukup cantik ‘di dalam’ dirinya. Ya, dia bukan cewek yang baik, meski cantik, untuk diperjuangkan. Okey?

Jumat, 18 Juni 2010

CINTA BERAWAL DARI KESURUPAN DI MUNCANGLARANG

CINTA BERAWAL DARI KESURUPAN DI MUNCANGLARANG






ARIS SETYO PRATOMO nama lengkap saya, tapi saya biasa dipanggil kumprung sama teman-teman. Mungkin karena saya kelihatan rada gila yakh? jadinya temen-temen pada memanggil begitu!!hehehe..
Saya merupakan salah satu mahasiswa di Universitas ternama di Tegal, dan jurusanku BK semester IV sekarang. Yang lebih keren lagi saya adalah seorang komting di kelas, kalau di masyarakat jaman dulu arti komting=kepala suku!!Hehehe….
Baik langsung saja saya dsini akan menceritakan kisah cintaku yang berawal karena kesurupan, tolong simak dan dengarkan yakh?! Karena ini sangat seru dan lucu sekali bikin anda semua bias tertawa.
Pada waktu dilaksankan sebuah kegiatan kampus yang diseponsori oleh anak-anak HMPS BK PANCASAKTI. Dimana kegiatannya bernama “ BAKSOS”= “Bakti Sosial” yaitu kegiatan yang terjun langsung kemasyarakat guna membantu masyarakat yang tergolong masyarakat yang membutuhkan uluran tangan dari kita semua.
Saya merupakan salah satu dari panitia penyelenggaranya, disana saya melihat ada cewe cantik yang sangat mempesona seperti Aisyah yang di TV, pada taukan aisyah yang di TV?
Cewe tersebut berposisi sebagai anggota dari kegiatan BAKSOS, nama panggilannya adalah MEY…..tpi lengkapnya adalah MAESAROH!!hehehe….
Tiap aku melihatnya rasanya ingin sekali ku mendekatinya, singkat cerita pada waktu malam terakhir kegiatan disana kami mengadakan acara pentas seni guna untuk mencari bakat-bakat yang terpendam pada diri anggota kami, pada acara ini bisa dikatakan sungguh naas bagi temen-temen panitia yang lainnya, tapi bagi saya sikh ini bukan naas melainkan suatu keberungtunga dan rejeki karena saya bisa lebih dekat sama mey!!hehehe….
pada acara pentas seni ini terjadi sebuah kejadian yang sangat menghebohkan semua panitia dan anggota, bahkan menghebohkan juga bagi masyarakat di desa Muncanglarang, terjadi kesurupan masal yang menimpa anggota kami khususnya anggota yang cewe-cewe. semua panitia dan anggota yang cewe-cewe pada ketakutan sambil berteriak dan berlarian.
Kesurupan ini memakan korban kurang lebih 10 anak, semuanya anak cewe. Dan salah satu dari yang kesurupan adalah MEY. saya terkejut dan langsung menolong mey tanpa memikirkan yang lainnya.
Mey kesurupan makhluk ghaib penunggu desa itu, lama sekali makhluk ghaibnya tidak mau keluar dari tubuhnya, saya bingung akhirnya saya bertanya-tanya pada masyarakat untuk mendapatkan solusinya alhasil saya diberi solusi oleh masyarakat untuk memanggil tokoh masyarakat disitu yang menurut masyarakat disekitar beliau merupakan seorang ustad yang biasa menangani hal-hal ghaib. Tanpa piker panjang saya langsung kerumah ustad tersebut untuk meminta bantuan, sedikit saya bercerita kepada ustad bahwa kami sedang butuh bantuan, ustad pun langsung bersedia untuk membantu / menolong….
Ustad tersebut langsung meluncur menuju ke TKP untuk melihat keadaan yang terjadi, sampai di TKP ustad tersebut lngsung melakukan gerakan-gerakan dan bacaan-bacaan untuk mengusir makhluk itu.
Setelah proses lama penanganannya akhirnya berhasil juga. Ustad itu lngsung pindah untuk menangani anak-anak yang lainnya.
Akhirnya mey dipsrahkan ke saya untuk dijaga saya pun dengan senang hati menerimanya. karena kondisinya yang masih lemas, saya pangku kepals mey di atas paha saya, disitu udaranya sangat dingin, mey juga kelihatan menggigil kedinginan saya melihatnya sangat kasihan dengan terpaksa saya meyelimutinya pakai sarung, sbenernya sikh saya juga kedingina waktu itu!!he…..terus tidak lupa tak pijitin biar rasa dingin dan letih mey hilang, dari malam sampai pagi saya menjaganya sampai-sampai saya tidak tidur walupun Cuma 1 Detik kaya orang ronda, itu semua saya lakuin demi dia dan tidak lain juga biar saya kelihatan baik didepannya!!he…. adzan subuh berkumandang yang berarti pagi telah tiba, mey terbangun dan kaget melihat saya memangku kepalanya. Saya takut dan malu sendiri waktu itu,Ternyata perasaan takut dan kaget saya berubah menjadi senang si mey mengucapkan terimakasih kepada saya, dan bilang kepada saya: mas baik banget, dan ganteng lagi kya naga!!he….(sambil ketawa).
Dari kejadian kesurupan masal ini mey dan saya menjadi semakin dekat, kita bertukar-tukaran no HP dan Tanya-tanya tentang pribadi kita masing-masing seperti alamat dan sebagainya.
Akhir cerita saya melakukan serangan dengan jurus tangkur buaya warisan dari mbah yaskur guna untuk mengatakan cintaku padanya, ternyata jurus tersebut sangatlah ampuh saya langsung diterima tanpa syarat apapun.
Jadi bagi anda-anda yang ingin mempunyai jurus tersebut bisa hubungi saya atau langsung ke mbah yaskur.


HUB : +628562773303 (aq)
+6285642675616 (mbah yaskur)

Senin, 14 Juni 2010

CARA MENIKMATI PERMAINAN SEKS






CARA MENIKMATI PERMAINAN SEKS


JAWABAN atas pertanyaan ini pun berbeda-beda dan sangat variatif menurut survei maupun penelitian yang dilakukan. Berhubungan seksual satu atau dua kali seminggu merupakan jawaban yang paling sering diberikan oleh para pakar dan ahli seksual. Periode gerakan seks yang aktif mungkin tidak lebih dari beberapa menit bagi sebagian besar pria.

Pria muda memiliki periode refrakter, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk penis kembali berereksi dalam beberapa menit, sedangkan pria yang lebih tua mungkin membutuhkannya beberapa hari. Periode waktu bervariasi dari satu pria dengan pria yang lainnya dan pada pria yang sama tergantung pada situasi. Frekuensi hubungan seksual atau aktivitas seksual lainnya adalah masalah individual. Jangan Anda terus berusaha mati-matian untuk mengikuti norma, atau merasa tidak kuat atau merasakan terlalu banyak seks jika yang Anda lakukan tidak cocok dengan laporan hasil survei terakhir.

Jangan salah,menyamakan hubungan seks dengan hubungan badan juga dapat menimbulkan kerugian. Pertama, menyebabkan seseorang atau kebanyakan pria menjadi tergesa-gesa melakukan segala sesuatu yang dianggapnya persiapan atau disebut foreplay dan juga mempercepat ereksi pada pria dan orgasme pada wanita.

condomHubungan badan memerlukan kontrasepsi, kecuali Anda berdua sedang mengharapkan kehamilan. Jika suami-istri dapat melepaskan tekanan-tekanan yang timbul di antara keduanya, juga menghilangkan segala mitos yang keberadaannya kurang pasti dan tidak cocok untuk zaman yang modern seperti sekarang, dan menganggap hubungan seksual sebagai salah satu dari banyak cara untuk bercinta, maka Anda berdua dapat lebih menikmati hubungan seksual tersebut.

Salah satunya mungkin Anda perlu memperhatikan tips-tips peningkatan hubungan seksual berikut ini. Agar Anda ataupun pasangan dapat lebih tahu lebih banyak dan tentu saja untuk meyakinkan segala keragu-raguan tentang hubungan seksual:

dont push!!Pola gerakan seksual Anda harus lebih variatif. Sebagian pria tidak memperhatikan pola gerakan tubuhnya dan kebanyakan dari mereka tidak menyadarinya. Begitu penisnya dimasukkan ke dalam vagina, mereka mulai bergerak dengan cepat, dan seringkali lebih cepat saat mereka mencapai orgasme. Akan tetapi bila mereka memvariasikan gerakan-gerakannya, maka sensasi yang didapat oleh keduanya akan lebih kuat dan lebih nikmat.

TangoPola kecepatan gerakan Anda juga harus variatif. Lakukan dengan perlahan – lebih cepat – perlahan kembali. Anda harus memvariasikan pola gerakan seperti Anda memvariasikan pola gerakan seksual. Bila Anda sudah dapat membuat keduanya lebih variatif, maka pengalaman Anda akan lebih kuat dan lebih panjang.

Jangan cepat mengakhiri apa-apa yang sudah Anda mulai. Sebagian besar pria terus menggerak-gerakkan penisnya setelah diinsersikan ke dalam vagina sampai orgasme. Jika Anda dapat mengeluarkan penis sebelum mencapai orgasme dan melakukannya dengan cara lain, maka Anda dapat melakukan hubungan seksual lagi. Dengan begitu, Anda akan mendapatkan pengalaman seksual yang lebih panjang dan juga orgasme yang lambat akan terasa lebih kuat.

Sentuhlah klitoris pasangan Anda saat berhubungan seksual. Untuk mencapai orgasme, sebagian besar wanita memerlukan stimulasi klitoris sebagai tambahan untuk mencapai orgasme. Dan jangan lupa untuk menanyakan teknik yang diinginkannya agar kenikmatan yang dirasakan lebih besar dari sebelumnya.

A Position A Day Keeps The Love Doctor Away
A Position A Day Keeps The Love Doctor Away

Gym

Senam Kegel??! :P

Memvariasikan atau berganti-ganti posisi. Sebagai contoh, mengubah posisi berhadap-hadapan menjadi posisi wanita di atas akan mengubah dinamika koitus. Itu akan menyebabkan sensasi dan kenikmatan yang berbeda-beda dan juga mempanjang hubungan seksual.

Perlambat ejakulasi Anda. Karena teknik tersebut dapat memperpanjang hubungan seksual.

Lakukan latihan Kegel disini. Karena otot pubokoksigeus yang kuat akan memberikan pengendalian yang lebih baik pada pria terhadap proses ejakulasinya, dan membantu pria maupun wanita mencapai orgasme yang lebih kuat.

Jumat, 11 Juni 2010

Layanan Bimbingan Kelompok



Layanan Bimbingan Kelompok


Bimbingan kelompok adalah salah satu kegiatan layanan yang paling banyak dipakai karena lebih efektif. Banyak orang yang mendapatkan layanan sekaligus dalam satu waktu. Layanan ini juga sesuai dengan teori belajar karena mengandung aspek sosial yaitu belajar bersama. Peserta layanan akan berbagi ide dan saling mempengaruhi untuk berkembang menjadi manusia seutuhnya.

Layanan Konseling kelompok ada 2 macam yaitu bimbingan konseling dan bimingan kelompok. Yang sangat menentukan keefektifan layanan kelompok adalah suasana kelompok yang:

1. Interaksi yang dinamis
2. Keterikatan emosional
3. Penerimaan
4. Altruistik, mengutamakan kepedulian terhadap orang lain
5. Intelektual (rasional, cerdas dan kreatif). Menambah ilmu dan wawasan individu serta dapat menumbuhkan ide-ide cemerlang.
6. Katarsis (mengemukakan uneg-unegnya, idenya dan gagasannya). Menyatakan emosinya yang lebih mengarah pada pengungkapan pmasalah yang dipendam.
7. Empati (suasana yang saling memahami tentang apa yang dipikirkan dan dirasakan sehingga dapat menyesuaikan sikapnya dengan tepat). (konselingindonesia.com)

KEBUDAYAAN JAWA TENGAH



SENI BUDAYA JAWA TENGAH

Kebudayaan Jawa merupakan salah satu sosok kebudayaan yang tua. Kebudayaan Jawa mengakar di Jawa Tengah bermula dari kebudayaan nenek moyang yang bermukim di tepian Sungai Bengawan Solo pada ribuan tahun sebelum Masehi. Fosil manusia Jawa purba yang kini menghuni Museum Sangiran di Kabupaten Sragen, merupakan saksi sejarah, betapa tuanya bumi Jawa Tengah sebagai kawasan pemukiman yang dengan sendirinya merupakan suatu kawasan budaya. Dari kebudayaan purba itulah kemudian tumbuh dan berkembang sosok kebudayaan Jawa klasik yang hingga kini terus bergerak menuju kebudayaan Indonesia.
Kata klasik ini berasal dari kata Clacius, yaitu nama orang yang telah berhasil menciptakan karya sastra yang mempunyai “nilai tinggi”. Maka karya sastra yang tinggi nilainya hasil karya Clacius itu dinamakan “Clacici”. Padahal Clacici adalah golongan ningrat/bangsawan, sedangkan Clacius termasuk golongan ningrat, oleh karena itu hasil karya seni yang mempunyai nilai tinggi disebut “seni klasik”.
Bengawan Solo bukan hanya terkenal dengan lagu ciptaan Gesang akan tetapi lebih daripada itu lembahnya terkenal sebagai tempat dimana banyak sekali diketemukan fosil dan peninggalan awal sejarah kehidupan di atas bumi ini.
Pada tahun 1891 Eugene Dubois menemukan sisa-sisa manusia purba yang diberi nama “Phitecanthropus Erectus” di daerah Trinil, Ngawi Karesidenan Madiun. Ternyata fosil-fosil itu lebih purba (tua) dan lebih primitif daripada fosil-fosil Neanderthal yang ditemukan di Eropa sebelumnya. Penggalian-penggalian diteruskan hingga pada sekitar tahun 1930-1931 ditemukan lagi fosil manusia di Ngandong dan di Kedungbrubus daerah Sangiran. Fosil ini lebih tua dari yang ditemukan di Jerman maupun di Peking. Berbeda dengan penemuan di bagian dunia lain, penemuan fosil-fosil pulau Jawa didapat pada semua lapisan Pleistoceen dan tidak hanya pada satu lapisan saja. Hingga nampak jelas perkembangan manusia sejak dari bentuk ‘keorangan’nya yang mula-mula (homonide), sedang dari bagian lain di dunia penemuan-penemuan itu tidak memberi gambaran yang sedemikian lengkap. Manusia purba itu diperkirakan hidup dalam kelompok-kelompok kecil bahkan mungkin dalam keluarga-keluarga yang terdiri dari enam shingga duabelas individu. Mereka hidup berburu binatang di sepanjang lembah-lembah sungai. Cara hidup seperti ini agaknya tetap berlangsung selama satu juta tahun. Kemudian diketemukan sisa-sisa artefak yang terdiri dari alat-alat kapak batu di sebuah situs di dekat desa Pacitan, dalam lapisan bumi yang berdasarkan data geologi diperkirakan berumur 800.00 tahun dan diasosiasikan dengan fosil Pithecanthropus yang telah berevolusi lebih jauh. Dengan demikian diperkirakan bahwa sejak paling sedikit 800.000 tahun yang lalu para pemburu di pulau Jawa sudah memiliki suatu kebudayaan.
Manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang erat sekali. Kedua-duanya tidak mungkin dipisahkan. Ada manusia ada kebudayaan, tidak akan ada kebudayaan jika tidak ada pendukungnya, yaitu manusia. Akan tetapi manusia itu hidupnya tidak berapa lama, ia lalu mati. Maka untuk melangsungkan kebudayaan, pendukungnya harus lebih dari satu orang, bahkan harus lebih dari satu turunan. Jadi harus diteruskan kepada anak cucu keturunan selanjutnya.
Kebudayaan Jawa klasik yang keagungannya diakui oleh dunia internasional dapat dilihat pada sejumlah warisan sejarah yang berupa candi, stupa, bahasa, sastra, kesenian dan adat istiadat. Candi Borobudur di dekat Magelang, candi Mendut, candi Pawon, Candi Prambanan di dekat Klaten, candi Dieng, candi Gedongsongo dan candi Sukuh merupakan warisan kebudayaan masa silam yang tak ternilai harganya. Teks-teks sastra yang terpahat di batu-batu prasasti, tergores di daun lontar dan tertulis di kitab-kitab merupakan khasanah sastra Jawa klasik yang hingga kini tidak habis-habisnya dikaji para ilmuwan. Ada pula warisan kebudayaan yang bermutu tinggi dalam wujud seni tari, seni musik, seni rupa, seni pedalangan,seni bangunan (arsitektur), seni busana, adat istiadat, dsbnya.
Masyarakat Jawa Tengah sebagai ahli waris kebudayaan Jawa klasik bukanlah masyarakat yang homogen atau sewarna, melainkan sebuah masyarakat besar yang mekar dalam keanekaragaman budaya. Hal itu tercermin pada tumbuhnya wilayah-wilayah budaya yang pada pokoknya terdiri atas wilayah budaya Negarigung, wilayah budaya Banyumasan dan wilayah budaya Pesisiran.
Wilayah budaya Negarigung yang mencakup daerah Surakarta – Yogyakarta dan sekitarnya merupakan wilayah budaya yang bergayutan dengan tradisikraton(Surakarta dan Yogyakarta). Wilayah budaya Banyumasan menjangkau daerah Banyumas, Kedu dan Bagelen. Sedangkan wilayah budaya pesisiran meliputi daerah Pantai Utara Jawa Tengah yang memanjang dari Timur ke Barat.
Keragaman budaya tersebut merupakan kondisi dasar yang menguntungkan bagi mekarnya kreatifitas cipta, ras dan karsa yang terwujud pada sikap budaya.
Di daerah Jawa Tengah segala macam bidang seni tumbuh dan berkembang dengan baik, dan hal ini dapat kita saksikan pada peninggalan-peninggalan yang ada sekarang.
Provinsi Jawa Tengah yang merupakan satu dari sepuluh DTW (Daerah Tujuan Wisata) di Indonesia dapat dengan mudah dijangkau dari segala penjuru, baik darat, laut maupun udara. Provinsi ini telah melewati sejarah yang panjang, dari jaman purba hingga sekarang.
Dalam usaha memperkenalkan daerah Jawa Tengah yang kaya budaya dan potensi alamnya, Provinsi Jawa Tengah sebagaimana provinsi-provinsi lain di Indonesia, mempunyai anjungan daerah di Taman Mini “Indonesia Indah” yang juga disebut “Anjungan Jawa Tengah”. Anjungan Jawa Tengah Taman Mini “Indonesia Indah” merupakan “show window” dari daerah Jawa Tengah.
Anjungan Jawa Tengah di Taman Mini “Indonesia Indah” dibangun untuk membawakan wajah budaya dan pembangunan Jawa Tengah pada umunya. Bangunan induk beserta bangunan lain di seputarnya secara keseluruhan merupakan kompleks perumahan yang dinamakan “Padepokan Jawa Tengah”, yang berarsitektur Jawa asli.
Bangunan induknya berupa “Pendopo Agung”, tiruan dari Pendopo Agung Istana Mangkunegaran di Surakarta, yang diakui sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa. Propinsi Jawa Tengah juga terkenal dengan sebutan “The Island of Temples”, karena memang di Jawa Tengah bertebaran candi-candi. Miniatur dari candi Borobudur, Prambanan dan Mendut ditampilkan pula di Padepokan Jawa Tengah. Padepokan Jawa Tengah juga merupakan tempat untuk mengenal seni bangunan Jawa yang tidak hanya berupa bangunan rumah tempat tinggal tetapi juga seni bangunan peninggalan dari jaman Sanjayawangça dan Syailendrawangça.
Pendopo Agung yang berbentuk ”Joglo Trajumas” itu berkesan anggun karena atapnya yang luas dengan ditopang 4 (empat) Soko guru (tiang pokok), 12 (dua belas) Soko Goco dan 20 (dua puluh) Soko Rowo. Kesemuanya membuat penampilan bangunan itu berkesan momot, artinya berkemampuan menampung segala hal, sesuai dengan fungsinya sebagai tempat menerima tamu. Bangunan Pendopo Agung ini masih dihubungkan dengan ruang Pringgitan, yang aslinya sebagai tempat pertunjukan ringgit atau wayang kulit. Pringgitan ini berarsitektur Limas. Bangunan lain adalah bentuk-bentuk rumah adat “Joglo Tajuk Mangkurat”, “Joglo Pangrawit Apitan” dan rumah bercorak “Doro Gepak”.
Sesuai dengan fungsinya Anjungan Jawa Tengah selalu mempergelarkan kesenia-kesenian daerah yang secara tetap didatangkan dari Kabupaten-kabupaten / Kotamadya di Provinsi Jawa Tengah di samping pergelaran kesenian dari sanggar-sanggar yang ada di Ibukota, dengan tidak meninggalkan keadiluhungan nilai-nilai budaya Jawa yang hingga kini masih tampak mewarnai berbagai aspek seni budaya itu sendiri, adat-istiadat dan tata cara kehidupan masyarakat Jawa Tengah.
Bangunan Joglo Pangrawit Apitan di Anjungan Jawa Tengah TMII terletak bersebelahan dengan sebuah panggung terbuka yang berlatar belakang sebuah bukit dengan bangunan Makara terbuat dari batu cadas hitam bertuliskan kata-kata “Ojo Dumeh” dalam huruf Jawa berukuran besar. Perkataan Ojo Dumeh mempunyai makna yang dalam, sebab artinya, “Jangan Sombong”, sebuah anjuran untuk senantiasa mampu mengendalikan diri, justru di saat seseorang merasa mempunyai keberhasilan. Di panggung inilah pengunjung dapat menyaksikan pergelaran acara khusus Anjungan yang biasanya merupakan acara-acara pilihan.